Sunday, October 9, 2011

AYAM HUTAN MERAH

RED JUNGLE FOWL - AYAM HUTAN MERAH DI SEMENANJUNG MALAYSIA (Gallus gallus spadiceus­)


Ayam hutan merah yang terdapat di Semenanjung Malaysia adalah dari sub species Ayam Hutan Burma (Gallus gallus spadiceus).  Ia tersebar mulai dari Yunnan barat daya (RRC), Burma, Laos utara, Thailand, Semenanjung Malaya hingga Sumatera bahagian utara.

Sub-spesies ini memiliki ciri yang sama dengan sub-spesies Ayam Hutan Cochin-China (Gallus gallus gallus) yang tersebar di Vietnam, Laos selatan dan timur, Thailand timur yang memiliki bulu leher yang sangat panjang dengan warna merah-jingga hingga keemasan dengan hujung bulu meruncing berwarna jingga. Di tengah bulu terdapat strip tipis berwarna coklat. Cuping telinga umumnya besar dan berwarna putih.

Pengecualian hanyalah pada bulu leher dan cuping telinganya yang berukuran sedang sampai besar berwarna putih atau merah.

Species Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) adalah jenis ayam liar yang paling dikenali. Daerah sebarannya sangat luas, mulai dari bahagian timur Pakistan, India utara dan timur, Myanmar, barat daya Yunnan (RRC), Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Guangxi dan Pulau Hainan (tenggara RRC) hingga Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa dan Bali. Ayam ini kemudian diperkenalkan ke Kalimantan, Filipina, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Tepian hutan dengan semak terbuka diselangi pokok-pokok, menjadi habitat favorit bagi ayam hutan merah.


1.     Ayam hutan merah jantan asli

Dalam dunia ilmu pengetahuan, ayam hutan digulungkan ke dalam suku Phasianidae, suatu kelompok burung berbadan besar yang banyak menghabiskan waktunya di permukaan tanah. Ayam jantan berbulu sangat indah. Sebaliknya, betina berwarna suram. Saat musim berbiak, jantan akan sibuk berlenggak-lenggok, memperlihatkan keelokan bulunya dengan gerakan tertentu, untuk memikat sang betina pujaan hati. Selain bulunya yang indah, burung dalam familia Phasianidae ini juga sering mengeluarkan suara yang nyaring dan merdu. Kaki dilengkapi kuku dan taji yang runcing untuk mengais permukaan tanah dan bertarung merebutkan betina.

Ayam hutan merah termasuk jenis burung berukuran sedang hingga besar. Panjang total jantan  antara 65-75 cm dengan berat 0.7 kg – 1.5 kg. Sedangkan betina memiliki panjang 40-45 cm dengan berat 0.5 – 1 kg.  

Ayam hutan jantan dan betina, mempunyai bentuk tubuh yang sangat berbeza. Untuk memikat betina saat musim membiak, ayam jantan dilengkapi warna bulu dan bentuk tubuh yang sangat indah.


2.     Sepasang Ayam hutan merah. Jantan (kiri) dan betina (kanan).

Kepala ayam hutan jantan dilengkapi dengan balung beraneka rupa seperti mahkota raja. Satu atau dua gelambir tumbuh menjuntai indah di bawah dagu yang menambah kewibawaannya. Bulu di leher, punggung dan sayap tumbuh memanjang dengan kombinasi warna merah, kuning dan hijau yang sangat cerah. Warna gelap yang berkilauan menjadi latar belakang, mendominasi bahagian bawah tubuh.

Bulu di ekor terbentuk rapi, berwarna gelap dengan deretan bulu besar yang tersusun sedemikian rupa. Dua bulu yang berada di puncak ekor tumbuh sangat panjang dan melengkung berbentuk bulan sabit yang indah. Sepasang taji yang sangat runcing, tumbuh di kedua kaki sebagai senjata handalan. Ayam betina pun, dijamin akan tergoda atau terkesima, melihat penampilan ayam jantan yang demikian tampan.

Ayam hutan jantan akan berkokok nyaring dari atas pohon, saat matahari mulai muncul di kaki langit. Kokoknya kuat dan garang tetapi tidak sepanjang kokok ayam kampung jantan. Kokok ayam hutan juga tidak seawal ayam kampung yang mulai berkokok sejak dinihari. Hal ini untuk menghindari datangnya haiwan pemangsa, di saat hari masih gelap.


3.Ayam hutan merah jantan sedang berkokok di atas pohon

Jika keadaan sudah benar-benar cerah, ayam hutan akan turun menuju semak terbuka untuk mencari makan. Setelah turun dari pohon, ayam hutan akan segera sibuk mengais tanah dan dedaunan untuk mencari serangga, biji-bijian, bunga, buah-buahan yang jatuh dari pohon, pucuk rumput dan haiwan kecil lainnya. Kadang-kadang, ayam hutan akan menelan beberapa butir pasir, untuk membantu mencerna biji-bijian dalam temboloknya. Ayam jantan dewasa yang dominan, biasanya akan mencari makan dengan beberapa ekor betinanya.

Kemampuan berkelahi ayam hutan jantan tergulung pada tahap sangat baik. Serangannya cepat disertai dengan gerakan kakinya yang pantas di saat menghindar serangan. Kepakarannya dalam melompat dan bertempur di udara, jauh lebih baik dari ayam domestik. Gaya bertarungnya sangat indah seperti ayam Filipina. Namun, berat tubuhnya yang ringan menyebabkan ayam hutan tidak tahan pukulan. Ayam hutan juga takut menghadapi ayam domestik yang berukuran jauh lebih besar seperti ayam kampung atau ayam Bangkok.

Saat musim membiak tiba, ayam jantan akan bertarung merebutkan betina atau mempertahankan daerah teritorialnya. Ayam jantan terkuat akan mendapatkan daerah teritorial yang lebih luas dan menarik perhatian beberapa ekor ayam betina.


 4.Dua ekor ayam hutan jantan sedang bertarung

Berbeza dengan ayam hutan jantan, tampilan ayam hutan betina terlihat begitu suram. Warna tubuh didominasi oleh kombinasi warna coklat, kuning gelap dengan sedikit campuran warna hitam dan putih di seluruh tubuh. Warna bulu betina yang suram ini, merupakan adaptasi untuk memudahkan penyamaran, agar terhindar dari pemangsa seperti kucing hutan, musang, ular sawa dan binatang buas lainnya. Warna bulu betina yang serupa warna tanah ini sangatlah menguntungkan, terutama saat ayam betina mengerami telurnya, dalam sarang yang berada di atas tanah.

Ayam hutan merah betina berwarna coklat suram. Bulu leher kuning kecoklatan dengan coretan hitam vertikal di tengah bulu. Ayam hutan betina yang masih asli sama sekali tidak memiliki balung, gelambir dan taji.  Kalaupun ada, ukuran balung dan gelambirnya sangat kecil.  

Ayam betina yang memiliki anak yang baru menetas, cenderung agresif dan sentiasa menjaga jarak dari ayam dewasa lainnya. Sedangkan ayam jantan dan betina muda, kadang-kadang bersendirian atau berkelompok menurut jenis kelaminnya masing-masing.

Bagi ayam betina, memilih jantan yang paling kuat adalah syarat mutlak untuk hidup di alam liar.  Ayam jantan terkuat akan menghasilkan keturunan yang lebih baik, dapat memberikan perlindungan dari pemangsa kerana tingkat kewaspadaannya yang tinggi dan memperoleh akses bahan makanan yang lebih banyak di daerah teritorial yang lebih luas.

Ayam hutan merah betina membuat sarangnya di atas tanah. Sarang ini berada di dalam semak-semak,  tertutup oleh serasah daun dan ranting yang kering, agar terlindung dari sengatan cahaya matahari dan hujan.  Saat senja, burung jantan dan betina yang tidak mengeram, akan terbang ke atas pohon untuk tidur sekaligus menjauhi dari pemangsa.  Betina akan bertelur sebanyak 2-12 butir setiap musim berbiak (tergantung sub-spesiesnya). Telur ini akan dierami selama 21 hari atau lebih hingga menetas.


5.Sarang ayam hutan merah di habitat aslinya

Anak ayam yang baru menetas berwarna kuning gelap dengan garis coklat besar di punggung dan kepalanya untuk “carmouflage”. Bulu sayap tumbuh cepat berwarna coklat kelabu keputihan. Anak ayam umur satu minggu sudah mampu terbang dalam jarak pendek. Dalam beberapa minggu, anak ayam ini dapat terbang dengan cepat untuk menghindari pemangsa.


6. Anak ayam hutan baru menetas

Ayam hutan betina akan mengasuh anaknya hingga mampu menjaga diri dan mencari makan sendiri. Ayam betina akan mencapai umur dewasa dan bersedia untuk berkahwin pada umur 8-10 bulan. Sedangkan ayam jantan, mencapai usia dewasa sepenuhnya saat berumur sekitar 12 bulan. Dibandingkan jenis ayam lainnya, ayam hutan memiliki kadar pertumbuhan yang lambat.

........akan bersambung

No comments:

Post a Comment

My Blog List