SUB-SPESIES AYAM HUTAN MERAH
Berdasarkan daerah sebaran dan morfologinya, William Beebe (1877-1962), seorang pencinta alam berasal dari New York, Amerika Serikat, dalam kajiannya "A Monograph of the Pheasants", dan bersama denga ahli burung yang lain, membahagikan ayam hutan merah (Gallus gallus) menjadi 5-6 sub-spesies yang berbeda:
Ayam Hutan Cochin-China (Gallus gallus gallus Linnaues, 1758), tersebar di Vietnam, Laos selatan dan timur, Thailand timur. Ayam ini memiliki bulu leher yang sangat panjang dengan warna merah-jingga hingga keemasan dengan ujung bulu meruncing berwarna jingga. Di tengah bulu terdapat "strip" tipis berwarna coklat. Cuping telinga umumnya besar dan berwarna putih.
Ayam Hutan Cochin- China
Ayam Hutan Burma (Gallus gallus spadiceus Bonnaterre, 1792), tersebar mulai dari Yunnan barat daya (RRC), Burma, Laos utara, Thailand, Semenanjung Malaya hingga Sumatera bahagian utara. Sub-spesies ini memiliki ciri yang sama dengan sub-spesies sebelumnya dengan pengecualian pada bulu leher dan cuping telinganya yang berukuran sedang sampai besar berwarna putih atau merah.
Semenanjung Malaya dan Sumatera
Ayam Hutan India (Gallus gallus murghi Robinson dan Kloss, 1920), tersebar mulai dari Pakistan timur ke India tengah dan hingga daerah Assam di timur India. Ciri khas dari subspesies ini adalah adanya strip berwarna hitam yang lebar di tengah bulu leher. Namun, seringkali ayam dengan ciri seperti sub-spesies sebelumnya juga banyak ditemukan di India. Bulu leher ayam hutan India juga sangat panjang, berwarna merah jingga hingga keemasan dengan ujung meruncing berwarna jingga.
Ayam Hutan Tonkin (Gallus gallus jabouillei, Delacour dan Kinnear, 1928), tersebar di Guangxi, Kwangtung dan Pulau Hainan (RRC) dan Vietnam bahagian utara. Sub-spesies ini dikenali dari bulu lehernya yang pendek, berwarna merah jingga gelap dengan ujung meruncing dan ukuran balung dan cuping telinga yang berwarna merah yang kecil.
Ayam Hutan Tonkin 2
Ayam Hutan Jawa (Gallus gallus bankiva, Temminck, 1813) tersebar di Pulau Sumatera bahagian selatan, Jawa dan Bali. Ayam ini termasuk sub-spesies yang paling unik karena bulu lehernya yang pendek, lebar, dengan ujung membulat. Sayap berukuran besar. Bulu lehernya berwarna jingga gelap dengan warna merah yang pendek dibandingkan warna jingganya. Balung dan cuping telinga berukuran kecil dan berwarna merah. Analisis genetik menunjukkan ayam hutan Jawa merupakan sub-spesies tertua dengan gen yang sangat berbeza dibandingkan dengan sub-spesies lainnya.
Ayam Peliharaan (Gallus gallus domesticus, Linnaeus, 1758), dari nama ilmiahnya, ayam hutan merah dan ayam kampung/ayam peliharaan masih dianggap satu spesies, bukan 2 spesies yang berbeda. Pada ketika ini, terdapat ratusan variasi ayam kampung/peliharaan yang tersebar di seluruh dunia. Variasi tersebut muncul sebagai hasil pilihan dan usha manusia selama ribuan tahun, untuk mendapatkan ayam dengan sifat-sifat unggul yang diinginkan.
Ayam Peliharaan/Ayam kampung 1
Ayam Peliharaan/Ayam kampung 2
..........................bersambung
No comments:
Post a Comment